A New Temporal Wave

Lagi, aku terbawa ombak yang datang dalam sekejap. Airnya sangat lembut dan memiliki kekuatan untuk membuatku tidak membara saat aku tidak ingin menjadi diriku sendiri. Dia adalah ombak yang kesekian. Seperti yang lain, hanya aku yang bisa merasakan deburannya. Ombak itu bahkan tidak tahu kalau dia mengenaiku saat menggulung dirinya di tepian laut. Padahal, bukan hanya aku yang terkena sapuannya. Aku yakin dia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang sudah dilewatinya. Namun kenapa aku yang harus menanggung beban perasaan yang cukup membuatku gusar ini? Dia adalah ombak yang ke sekian. Yang kalau dipikir lebih dalam, maka ombak itu hanya hidup di pikiranku. Yang semakin bertambah hari semakin menaikkan kegundahanku. Bahkan saat cipratannya tidak mengenaiku, aku masih akan tetap melirik kearahnya. Aku paham betul beberapa hari lagi aku tidak akan merasakan semua hal ini. Seperti biasa, semua perasaan itu akan hilang dan ombak itu hanya akan menjadi beberapa kubik air di lautan. Walaupun ombak itu bisa saja datang lagi, tapi mungkin saja dia akan selamanya menjadi air laut yang tenang. Atau mungkin, akan ada ombak lain yang akan datang. Jika suatu saat itu terjadi, aku pasti akan mengulangi segala perasaan yang datang dengan cepat dan pergi dengan cepat juga. Namun untuk saat ini, aku akan menikmati setiap bulir airnya yang mengenaiku. Aku akan mengapresiasi setiap perasaan temporal yang muncul di dalam hatiku. Aku akan menyimpan kenangan saat dia datang dan pergi di balik penaku. Hingga suatu saat ada sebuah ombak yang tahu, aku akan tetap membisu.

-Untuk ombak baru yang, seperti biasa, tidak tahu kalau dia sudah mencuatkan hatiku-

Comments

Popular posts from this blog

Sesuatu di Balik itu Semua

Safe and Sound

A Cold Starry Night