Mereka
Satu kata yang mengandung banyak karakter. Di dunia ini ada banyak mereka. Walaupun berbeda-beda, tetapi mereka yang kubicarakan ini... sama dan menjengkelkan.
'Mereka' dalam versiku, sangat pandai dalam berbicara dan meyakinkan orang lain. Dimanapun mereka berada, pasti ada keramaian dan kegaduhan yang terlihat sangat menyenangkan. Seperti sekelompok anak populer yang sedang membicarakan tentang setiap hal yang muncul dibenak mereka. Bahkan jika mereka dan kami bergabung, mereka masih tetap membicarakan hal-hal yang hanya mereka tahu maknanya.
Aku tahu mereka itu seru. Dan aku pun mengagumi keseruan mereka itu. Tetapi, suatu hari mereka membuat kesalahan dan akhirnya melenyapkan kekagumanku terhadap sikap awal mereka.
Dari luar mereka terlihat seperti orang yang tidak pernah mendapatkan kesusahan dalam menjalani hidup. Mereka selalu terlihat bahagia. Dari dalam, mereka benar-benar terlihat bahagia. Bahkan saat kami ingin ikut bergabung, mereka memperbolehkan. Tetapi saat mereka mulai berbicara, kami bahkan tidak diliriknya.
Aku tidak menyalahkan mereka karena itu. Justru aku menyalahkan diriku sendiri karena mau ikut-ikutan dengan mereka. Kalau aku tahu ujungnya mereka hanya akan mengkesampingkan orang yang tidak masuk kategori 'mereka' seperti aku, aku lebih baik menyendiri. Duduk di dekat jendela sambil membaca buku dengan alunan musik di telingaku.
Apa itu salahku? Salah mereka? Atau... tunggu, apa kau masuk golongan 'mereka'? Kalau iya, mau kau apakan dirimu atau diriku setelah membaca ini?
'Mereka' dalam versiku, sangat pandai dalam berbicara dan meyakinkan orang lain. Dimanapun mereka berada, pasti ada keramaian dan kegaduhan yang terlihat sangat menyenangkan. Seperti sekelompok anak populer yang sedang membicarakan tentang setiap hal yang muncul dibenak mereka. Bahkan jika mereka dan kami bergabung, mereka masih tetap membicarakan hal-hal yang hanya mereka tahu maknanya.
Aku tahu mereka itu seru. Dan aku pun mengagumi keseruan mereka itu. Tetapi, suatu hari mereka membuat kesalahan dan akhirnya melenyapkan kekagumanku terhadap sikap awal mereka.
Dari luar mereka terlihat seperti orang yang tidak pernah mendapatkan kesusahan dalam menjalani hidup. Mereka selalu terlihat bahagia. Dari dalam, mereka benar-benar terlihat bahagia. Bahkan saat kami ingin ikut bergabung, mereka memperbolehkan. Tetapi saat mereka mulai berbicara, kami bahkan tidak diliriknya.
Aku tidak menyalahkan mereka karena itu. Justru aku menyalahkan diriku sendiri karena mau ikut-ikutan dengan mereka. Kalau aku tahu ujungnya mereka hanya akan mengkesampingkan orang yang tidak masuk kategori 'mereka' seperti aku, aku lebih baik menyendiri. Duduk di dekat jendela sambil membaca buku dengan alunan musik di telingaku.
Apa itu salahku? Salah mereka? Atau... tunggu, apa kau masuk golongan 'mereka'? Kalau iya, mau kau apakan dirimu atau diriku setelah membaca ini?
Comments
Post a Comment
Please tell me what do you think about this post. I would appreciate it alot!
Thankyou!
Love, Rani.